Tiny Bunny -->

Minggu, Oktober 23, 2016

R A S A


Manusia tercipta untuk berbeda.
Tak ada yang sama, pun aku dan kamu.
Tapi aku percaya. Kamu hanya satu. Akupun.
Maka diantara ribuan bidadari disekelilingmu, rusukmu hanya satu.
Dan diantara ribuan pendatang,rusukku hanya satu.
Semoga bertemu
Untukku atau bukan aku.
Kamu atau bukan untukmu.
Dan sesuatu yang aku sebut rasa.
Udah itu aja, pendek.
Sekali lagi “semoga bertemu”

Purwakarta, 23 oktober 2016

Rabu, Oktober 19, 2016

akhir pekan


Akhir pekan yang sama, tak ada yang berbeda. Iya sama aja!
Selalu ada yang Tanya. Marwah nggak pulang? Memang tak rindu rumah?
Kata siapa aku tak mau pulang?
Kata siapa aku tak rindu rumah?
Aku mau pulang, aku rindu sekali rumah. Bukan rumahnya sih tapi keadaannya, orang didalamnya.
Memang rumah itu apa?
Buat aku rumah itu yang tak ada di kostan.
Mah, pak  anakmu ini rindu sekali, tolong jangan pernah tanya mau kemana kaki ini melangkah karna sejauh apapun melangkah aku pasti pulang, pulang ke rumah.
Kadang kala Allah jarakkan mereka yang selalu ada untuk kita. Kadang kala Allah biarkan kita sendiri. Lalu kita sepi. Tak apa. Sepi itu indah bagi yang mengerti.

Purwakarta, 15 oktober 2016

Rabu, September 21, 2016

Militansi Pemuda

Imam Hasan Al Banna mengatakan bahwa semangat berharokah adalah keniscayaan dalam berdakwah dan merupakan penggerak cita-cita. Dapat kita simpulkan bahwa semangatlah yang menggerakkan seseorang untuk mewujudkan cita-cita dan impian untuk menegakkan kebaikan dan menciptakan keadilan. Semangat itu muncul dari seseorang yang memiliki kepedulian dan tekad yang mulia,semangat itu muncul dari darah-darah muda yang memiliki keistimewaan dibandingkan dengan generasi-generasi lainnya. Para pemuda yang istimewa karna militansinya dalam melakukan amalan, mereka memiliki fitrah bersih untuk melakukan pertolongan dalam kebenaran, mereka memiliki kekuatan  berkorban tanpa pamrih, tanpa mengharapkan upah, mereka disebut pemuda karna memiliki militansi dalam loyalitas pada kebaikan, objektif dan optimisme yang tinggi. Soekarno berkata bahwa berikan aku 1000 orangtua niscaya akan ku cabut semeru dari akarnya,beri aku 10 pemuda niscaya akan ku goncang dunia. Teringat ungkapan heroik dari seorang tokoh dakwah mesir, beliau mengatakan datangkan kepadaku 5 orang pemuda islam yang tangguh, maka dengan mereka aku akan menggetarkan dunia. namun, julukan militansi bagi para pemuda ini seiring perkembangan zaman semakin terkikis karna sifat hedonisme yang dikedepankan oleh para pemuda sekarang dan itulah yang harus diperbaiki, sifat kesederhanaan dan semangat untuk memperbaiki dirinya telah hilang dimakan sifat hedonisme, mereka bahkan lupa akan perjuangan militansi pemuda zaman dahulu yang berjuang untuk memberikan konstribusi yang hebat bagi negaranya.

Militansi pemuda yang diidentikkan dengan para pemuda dan lebih identik dengan mahasiswa itulah tugas yang kita tanggung bersama dan hadapi bersama mengingat tridarma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Dalam tridarma perguruan tinggi kita dapat menyimpulkan bahwa seorang mahasiswa bukan lagi seorang pemuda yang labil dengan perasaannya, ketika orang lain sibuk memikirkan dirinya sendiri maka mahasiswa sibuk memikirkan semuanya, ketika orang lain susah disuruh diam, mahasiswa dengan sendirinya tenang, mahasiswa adalah seorang pemuda yang tidak hanya sibuk dengan akademik tapi juga peduli pada masyarakat, dapat mengaplikasikan ilmu yang mereka dapatkan pada dunia perkuliahan untuk kehidupan nyata ditengah masyarakat. Ilmu tentang militansi ini tidak didapatkan dibangku perkuliahan, militansi ini didapatkan dari cara berfikir yang kritis, pengalaman berorganisasi dan keberanian dalam diri seseorang. 

Sungguh, kemajuan seorang bangsa itu terletak pada kaum muda. Bahkan diberbagai bangsa, nama seorang pemuda tidak sedikit yang tergores disana, dicatat dengan penuh kebanggaan karna suatu kebenaran telah muncul dari pengorbanan seorang pemuda. Ide dan pemikiran cerdas yang muncul dalam diri seorang pemuda mampu merubah paradigma yang berkembang dalam suatu kelompok dan menjadikannya terarah sesuai kepentingan bersama, sikap kritis dan militansi inilah yang selalu muncul pada diri seorang pemuda sehingga membuat para pemimpin yang tidak kompeten menjadi geram dan cemas. Pemuda yang militan adalah pemuda yang tangguh dalam menghadapi masalah ataupun kesulitan dan tanggung jawab atas segala sesuatu yang telah diamanahkan pada dirinya, manjadi pemuda adalah hal yang sangat istimewa dan berharga maka sangat disayangkan jika para pemuda sekarang ini yang rela membagikan masa mudanya dengan hanya bersenang-senang, tidak memberikan kontribusi apapun, kontribusi itu tidak harus besar, mulailah berkontribusi dari hal-hal kecil, mulai berkontribusi dari komunitas kecil di kampus misalnya, maka lambat laut kontribusi kita akan sampai pada bangsa dan negara. 

Oleh karna itu kita sebagai para pemuda yang diberikan julukan sebagai generasi istimewa harus bisa terus berusaha memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara kita, menghilangkan sifat hedonisme dan menjadi pemuda yang memiliki militansi untuk memajukan bangsa dan menegakkan kebenaran.
Tiny Bunny