Imam
Hasan Al Banna mengatakan bahwa semangat berharokah adalah keniscayaan dalam
berdakwah dan merupakan penggerak cita-cita. Dapat kita simpulkan bahwa
semangatlah yang menggerakkan seseorang untuk mewujudkan cita-cita dan impian untuk
menegakkan kebaikan dan menciptakan keadilan. Semangat itu muncul dari
seseorang yang memiliki kepedulian dan tekad yang mulia,semangat itu muncul
dari darah-darah muda yang memiliki keistimewaan dibandingkan dengan
generasi-generasi lainnya. Para pemuda yang istimewa karna militansinya dalam
melakukan amalan, mereka memiliki fitrah bersih untuk melakukan pertolongan
dalam kebenaran, mereka memiliki kekuatan berkorban tanpa pamrih, tanpa mengharapkan
upah, mereka disebut pemuda karna memiliki militansi dalam loyalitas pada
kebaikan, objektif dan optimisme yang tinggi. Soekarno berkata bahwa berikan
aku 1000 orangtua niscaya akan ku cabut semeru dari akarnya,beri aku 10 pemuda niscaya
akan ku goncang dunia. Teringat ungkapan heroik dari seorang tokoh dakwah mesir,
beliau mengatakan datangkan kepadaku 5 orang pemuda islam yang tangguh, maka
dengan mereka aku akan menggetarkan dunia. namun, julukan militansi bagi para
pemuda ini seiring perkembangan zaman semakin terkikis karna sifat hedonisme
yang dikedepankan oleh para pemuda sekarang dan itulah yang harus diperbaiki,
sifat kesederhanaan dan semangat untuk memperbaiki dirinya telah hilang dimakan
sifat hedonisme, mereka bahkan lupa akan perjuangan militansi pemuda zaman
dahulu yang berjuang untuk memberikan konstribusi yang hebat bagi negaranya.
Militansi
pemuda yang diidentikkan dengan para pemuda dan lebih identik dengan mahasiswa
itulah tugas yang kita tanggung bersama dan hadapi bersama mengingat tridarma
perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
Dalam tridarma perguruan tinggi kita dapat menyimpulkan bahwa seorang mahasiswa
bukan lagi seorang pemuda yang labil dengan perasaannya, ketika orang lain sibuk
memikirkan dirinya sendiri maka mahasiswa sibuk memikirkan semuanya, ketika
orang lain susah disuruh diam, mahasiswa dengan sendirinya tenang, mahasiswa
adalah seorang pemuda yang tidak hanya sibuk dengan akademik tapi juga peduli
pada masyarakat, dapat mengaplikasikan ilmu yang mereka dapatkan pada dunia
perkuliahan untuk kehidupan nyata ditengah masyarakat. Ilmu tentang militansi
ini tidak didapatkan dibangku perkuliahan, militansi ini didapatkan dari cara
berfikir yang kritis, pengalaman berorganisasi dan keberanian dalam diri
seseorang.
Sungguh,
kemajuan seorang bangsa itu terletak pada kaum muda. Bahkan diberbagai bangsa,
nama seorang pemuda tidak sedikit yang tergores disana, dicatat dengan penuh
kebanggaan karna suatu kebenaran telah muncul dari pengorbanan seorang pemuda. Ide
dan pemikiran cerdas yang muncul dalam diri seorang pemuda mampu merubah
paradigma yang berkembang dalam suatu kelompok dan menjadikannya terarah sesuai
kepentingan bersama, sikap kritis dan militansi inilah yang selalu muncul pada
diri seorang pemuda sehingga membuat para pemimpin yang tidak kompeten menjadi
geram dan cemas. Pemuda yang militan adalah pemuda yang tangguh dalam
menghadapi masalah ataupun kesulitan dan tanggung jawab atas segala sesuatu
yang telah diamanahkan pada dirinya, manjadi pemuda adalah hal yang sangat
istimewa dan berharga maka sangat disayangkan jika para pemuda sekarang ini
yang rela membagikan masa mudanya dengan hanya bersenang-senang, tidak
memberikan kontribusi apapun, kontribusi itu tidak harus besar, mulailah
berkontribusi dari hal-hal kecil, mulai berkontribusi dari komunitas kecil di
kampus misalnya, maka lambat laut kontribusi kita akan sampai pada bangsa dan
negara.
Oleh
karna itu kita sebagai para pemuda yang diberikan julukan sebagai generasi
istimewa harus bisa terus berusaha memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara
kita, menghilangkan sifat hedonisme dan menjadi pemuda yang memiliki militansi
untuk memajukan bangsa dan menegakkan kebenaran.